Creativity lessons from Go-jek

Go-jek sungguh fenomenal. Perusahaan software yang didirikan tahun 2011 oleh Nadiem Makarim ini baru me-launch aplikasinya pada Januari 2015 dan per Agustus 2015 telah memiliki 15.000 mitra pengemudi yang tersebar di 4 kota : Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali. Terlepas dari pro-kontranya, Go-jek sendiri telah memberikan efek sosial yang luar biasa positif bagi banyak pihak di masyarakat.

Dari sisi pengemudi, jelas terjadi peningkatan pendapatan yang berdampak pada kesejahteraan mereka dan keluarganya. Status sosial dan ekonomi pengemudi ojek naik ke level yang lebih tinggi. Seorang pengemudi Go-jek bisa mendapatkan penghasilan sampai 8 juta / bulan. Seorang pengemudi Go-jek bercerita betapa ia kini sungguh merasa senang dan bangga karena sekarang setiap minggu ia bisa membawa anaknya untuk makan KFC di mall. Hal yang dulu tidak pernah ia alami ketika masih menjadi pengojek konvensional.

Dari sisi pengguna jasa, jelas lebih menguntungkan karena tarifnya jelas berdasarkan kilometer, tidak perlu tawar-menawar seperti dengan ojek konvensional. Apalagi dengan tarif promo Rp10.000 / Rp15.000,- yang terus diperpanjang. Dari sisi restoran, tempat belanja, UKM, retail, juga di-untungkan melalui aplikasi Go-food / Go-shop karena akan menambah pendapatan mereka.

Fenomena Go-jek sungguh memberikan lessons learned berharga mengenai kreativitas :

  1. Find Your A-HA moment.

Newton menemukan ide hukum gravitasi diawali oleh momen saat ia sedang duduk di bawah pohon apel dan kemudian kejatuhan buah apel di kepalanya. Archimedes menemukan ide hukum Archimedes diawali oleh momen saat ia sedang mandi berendam di kolam. Nadiem Makarim menemukan ide aplikasi Go-jek diawali oleh momen saat ia sedang naik ojek dan ngobrol dengan pengemudinya. Sang pengemudi bercerita bahwa ia bekerja selama 14 jam dan hanya mendapatkan 4 orderan. Nadiem pun jadi berpikir “wah, betapa waktu tunggu yang sangat terbuang. Makanya tidak heran ojek konvensional sering mematok harga tinggi karena ia memang jarang dapet orderan. Bagaimana kalau ada cara untuk menghubungkan pelanggan langsung dengan pengojek, sehingga pengojek tidak perlu menunggu lama untuk dapet orderan?” Dari pembicaraan sederhana inilah akhirnya muncul ide aplikasi Go-Jek. Inilah A-HA moment. Suatu moment dimana dari kejadian sederhana, muncul-lah ide kreatif secara tiba-tiba. A-HA moment bisa terjadi ketika kita peka dan menangkap “lesson learned” terhadap segala kejadian yang terjadi pada kita. Selalu ada “lesson learned” dari setiap kejadian yang terjadi pada kita. Seringlah bertanya “apa lesson learned dari kejadian ini bagiku?” Find your A-HA moment !

  1. Develop Questioning habit.

Kembangkanlah kebiasaan untuk sering mempertanyakan segala sesuatu. Aplikasi Go-Jek muncul karena rasa ingin tahu dan berawal dari pertanyaan “Mengapa pengojek konvensional bisa menunggu penumpang sampai lama? Apa yang bisa dilakukan untuk memperpendek masa tunggu tersebut? Bagaimana caranya untuk bisa langsung menghubungkan antara penumpang yang membutuhkan ojek dengan pengemudi ojek langsung? “ Pertanyaan-pertanyaan inilah yang memunculkan inspirasi dan memicu ide kreatif untuk membuat aplikasi yang mampu menghubungkan penumpang langsung dengan pengemudi ojek. Anak kecil adalah contoh nyata kreativitas tanpa batas. Perhatikanlah bagaimana mereka sering mengajukan pertanyaan. Mereka puya rasa ingin tahu yang besar. Berani untuk mempertanyakan segala sesuatu. Great question lead to great inspiration. Develop your questioning habit !

  1. It’s more than just business.

Go-Jek dari awal berdiri telah memiliki MISI SOSIAL yang tinggi. Aplikasi Go-Jek hadir bukan sekedar sebagai suatu entitas bisnis yang berupaya meraup profit sebanyak-banyaknya. Ia lahir sebagai sebuah media untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan sosial pengemudi ojek. Ia lahir untuk mempermudah penumpang dalam mendapatkan transportasi yang cepat, efisien, murah, dan bagus dalam pelayanan. Kreativitas yang kita hasilkan tujuan utamanya bukanlah untuk kepentingan diri sendiri, ia perlu ada sebagai bentuk pemberian kita pada orang lain. Saat kita termotivasi untuk memberikan nilai tambah bagi orang lain, saat itulah kreativitas kita terpicu dan melahirkan inovasi. Use your creativity to benefit others, because it’s more than just business !

  1. Dare to take the risk.

Kehadiran Go-Jek tidak terlepas dari kontroversi serta pro dan kontra. Ia ditentang oleh ojek konvensional. Ia dikritik karena masalah privasi nomor handphone penumpang. Ia menimbulkan disruptif sosial. Memang itulah yang perlu terjadi karena inovasi selalu menimbulkan disruptif sosial, karena ia mendorong terjadinya perubahan, dan perubahan selalu mendapatkan resistensi. Meski demikian, Go-Jek terus beroperasi karena ia berpegang teguh pada misi sosialnya. Ia tetap berani mengambil resiko. Kreativitas membutuhkan keberanian untuk mengambil resiko. Dare to take the risk !

Related posts