Menjadi Market Leader dengan VE-VA (Value Engineering & Value Analysis)

Atmosfer persaingan sangat terasa pada dua puluh tahun terakhir ini, ditambah lagi dengan globalisasi dan digitalisai yang semakin kuat berpengaruh pada semua lini bisnis. Produk yang satu akan dibandingkan dengan produk lain sejenis dari segi kualitas, harga, performance dari fungsi, umur produk, appearance (penampilan), pelayanan pasca jual, dan lain-lain. Itu semua menuntut pelaku bisnis untuk berfikir keras agar produk yang mereka jual mampu bersaing, dan mampu menjadi market leader. Perusahaan-perusahaan besar telekomunikasi, automotive, consumer goods, elektronik dan lain-lain sudah banyak mengeluarkan jurus-jurus jitu untuk membuat produknya lebih unggul dari produk lainnya, dan sudah menjadi rahasia umum mereka mulai dengan membandingkan produk-produknya dengan produk kompetitor maupun produk sendiri yang sejenis.

Banyak hal yang sudah dilakukan untuk meningkatkan daya saing produk, akan tetapi masih mengalami kesulitan. Salah satu cara yang efektif berdampak langsung ke produk adalah melakukan analisa evaluasi terhadap produk itu sendiri baik itu fokus pada nilai tambah maupun bukan nilai tambah, dari segi Material, Metode, Mesin, dan Man Power sering disebut 4M. Berfungsi untuk mengkontrol biaya yang penekanannya pada meminimalkan biaya untuk fungsi seperlunya. Rekayasa ini dilakukan pada fase sebelum launching produk dan saat fase produksi massal (mass production), metode ini sering disebut sebagai Value Engineering-Value Analysis (VA-VE).

Value Engineering dilakukan pada fase Product Pre Launching Preparation, mulai dari fase Design Development (Product & Process), Proto Build, sampai fase Pre Production, sedangkan Value Analysis dilakukan saat fase mass production.

Value Engineering dan Value Analysis menganalisa fungsi dari produk, sub produk, child parts sampai part penyusun yang terkecil, apakah sudah optimal ataupun belum, sehingga penyusun cost planning dan selling price tersebut fungsinya optimal, berakibat cost planning ataupun selling price itu sendiri akan kompetitif. Penjelasannya dalam rumusan adalah sebagai berikut:

Obyektif dari penjelasan di atas adalah Value dari produk akan naik, jika F (Fungsi) yang tidak diperlukan ditiadakan, sehingga design yang berakibat langsung pada harga produk tinggi tidak dipilih.

Sehingga fokus dari penjelasan di atas adalah bagaimana menemukan point-point improvement ( perbaikan secara terus menerus ) yang berdampak langsung ke perubahan desain produk dan desain proses dengan menyederhanakan desain proses dan desain produk.

 Untuk mempermudah melakukan aktivitas dari program ini perlu sekiranya ada petunjuk, adapun petunjuk itu adalah sebagai berikut:

  1. Mengerti fungsi dari part: Produk terdiri dari part-part penyusun dan masing-masing mempunyai fungsi, sebagai pengencang,penyambung,penguat, dudukan part yang lain, dan lain-lain.
  2. Persyaratan-persyaratan penting dari part: Setiap part mempunyai karakteristik dan persyaratan khusus jika ada, customer memberikan informasi teknis secara khusus pada part sesuai desain aslinya ataupun manufacturer memberikan persyaratan tersebut, part ada persyaratan safety, hazardous, physical properties dan lain-lain.
  3. Part tersebut dipasang di mana: Part yang satu dengan yang lain saling terkait dan mendukung, posisi part terhadap produk ada dimana, dipakai di lingkungan seperti apa dan sebagainya.
  4. Mengerti kesulitan rantai suplai dari materialnya, apakah material khusus, ada batasan order, dan lain-lain
  5. Mengerti kesulitan persyaratan khusus part, apakah tahan karat, toleransi berlebihan yang tidak perlu: Informasi teknis yang umum ada pada mechanical properties, desain failure mode analysis, technical standard, mild sheet & data specification, dan lain-lain
  6. Mengerti kesulitan perlakuan khusus terhadap part, pengecekan berlebihan: Control Plan atau Quality Control & Process Chart memberikan informasi metode & frekuensi pengecekan, perlu mengevaluasi efektivitas proses per proses dan frekuensi pengecekan part.
  7. Mengerti kesulitan produktivitas, kelonggaran ratio NG terhadap bentuknya
  8. Melakukan observasi dan tentukan item konsentrasi.
  9. Melakukan investigasi dan usulkan ide-ide
  10.  Membuat form VEVA.

Salah satu tool yang dapat dipakai untuk mengevaluasi part seperti dicontohkan di bawah ini:

Komponen atau part yang menjadi fokus untuk improvement adalah mempunyai nilai cost yang tinggi, tetapi nilai value fungsi  yang rendah dan mempunyai value cost tinggi serta value fungsi yang tinggi. Ide- ide yang telah di input ke form VEVA perlu di klarifikasi oleh tim, dilakukan verifikasi yang detail dan sekaligus disampaikan ke pelanggan (manufacturer) untuk mendapatkan pengesahan. Tindaklanjut dari ide-ide VEVA tersebut dipastikan implementasi pada waktu yang telah ditetapkan bersama dan tetap di monitoring efektivitasnya dalam kurun waktu tertentu.

Related posts