Menjalankan Design Thinking Cukup dengan 3 Langkah ala Google

Ideas can come from anywhere, and everyone is creative.

Kalimat di atas adalah inti dari design thinking, sebuah praktik yang menggabungkan kreativitas dan struktur untuk memecahkan permasalahan kompleks. Design thinking telah membantu Google menumbuhkembangkan inovasi dan memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk menciptakan dan menguji ide mereka secara efektif dan efisien. Baik itu ide untuk menghadirkan internet di pedalaman atau dalam mengembangkan metode baru untuk proses rekrutmen karyawan di Google.

Design thinking membangun kapasitas untuk dapat melakukan inovasi dengan cara mengadopsi dan mempraktikkan pola pikir tertentu. Keterampilan yang dikembangkan melalui design thinking  kemudian dapat diaplikasikan di berbagai pekerjaan, seperti design sprint – sebuah proses untuk menguji ide yang melibatkan pembuatan prototipe dengan waktu yang singkat.

Bagaimana caranya memulai design thinking? Meskipun terdapat 5 prinsip dalam design thinking, melalui artikel ini, kami sarankan Anda untuk fokus dalam 3 prinsip saja saat menyelesaikan sebuah masalah: Empati, Brainstorming dan Uji Coba.

 

Empati
Apalah artinya produk atau jasa yang inovatif jika tidak memberikan dampak signifikan atau bahkan tidak berguna bagi pelanggan. Itulah mengapa dalam mendesain produk atau jasa selalu tempatkan pelanggan Anda sebagai fokus utamanya. Saat Anda bisa menangkap keluhan, berempati dan terinspirasi dari masalah yang pelanggan hadapi, Anda akan dengan mudah menciptakan produk atau jasa yang memang benar-benar dibutuhkan pelanggan.

Saat mencari ide produk atau jasa, mulailah berlatih untuk memikirkan siapa orang-orang yang akan menggunakannya. Lebih baik lagi kalau Anda bisa berdiskusi langsung dengan mereka. Di pertengahan tahun 2000an, Google meninjau ulang proses rekrutmen mereka yang sebelumnya memakan waktu 6-9 bulan lamanya. Berbekal banyaknya “pengalaman buruk saat interview”, tim HR di Google berempati dengan masalah tersebut dan berhasil menghasilkan ide-ide kreatif. Hasilnya waktu rekrutmen karyawan di Google berkurang secara substansial, dan pengalaman rekrutmen yang dirasakan menjadi positif.

 

Brainstorming
Brainstorming atau Expansive Thinking adalah tentang bagaimana menciptakan cara-cara untuk memecahkan masalah atau memperbaiki situasi. Ketimbang mengeluarkan satu solusi sempurna, cobalah untuk melihat ulang dan coba selesaikan sebuah masalah dari berbagai sudut pandang. Tidak masalah jika pada akhirnya ide-ide yang dihasilkan tidak berhasil, yang terpenting adalah cari sudut pandang lain.

Untuk memulai brainstorming, cobalah dengan menantang diri Anda dan tim Anda untuk menghasilkan ide yang tidak hanya 10% lebih baik daripada status quo, tetapi ciptakan ide yang 10X lebih baik. Pada dasarnya, berpikir dan menghasilkan ide yang besar dapat memberi Anda ide-ide baru yang radikal.

Seperti contoh saat Google mencetuskan ide Loon – sebuah project untuk menghadirkan internet di daerah terpencil menggunakan balon udara! – karyawan google mengaplikasikan apa yang mereka sebut sebagai 10x thinking. Dengan begitu, karyawan google terbebas dari menghasilkan ide konvensional seperti memasang kabel fiber yang lebih banyak atau memasang tower di mana-mana dan menghasilkan ide radikal untuk menggunakan jaringan banyak balon udara sebagai pemancar internet!

 

Uji Coba/Eksperimen

Saat Anda sudah memiliki banyak ide, langkah selanjutnya adalah untuk menguji coba mana yang bisa dilakukan dan tidak, secepat mungkin. Di tahap ini anda perlu membuat prototipe.

Di fase pembuatan prototipe, Ide Anda akan dibuat ke dalam sebuah versi awal produk atau jasa dan diuji ke kelompok kecil untuk melihat apakah ide tadi benar-benar berhasil dan dibutuhkan. Kemudian, kumpulkan data dari proses uji coba untuk memperbaiki, menyesuaikan atau menghentikan produk atau jasa dari ide yang Anda buat.

Tentukan bagaimana Anda ingin membuat dan menguji sebuah prototipe. Misalnya, Anda dapat menguji produk secara internal sebelum merilisnya ke publik, atau merilis layanan baru dalam versi beta untuk mendapatkan feedback dari orang-orang di luar perusahaan sebelum dirilis ke publik. Hal ini pernah dilakukan oleh Google pada tahun 2014. Saat itu tim Google Primer merilis versi beta dari aplikasi pendidikan mereka yang hanya berisi 12 pelajaran. Mereka kemudian mengujinya dengan melibatkan pengguna tertentu sebelum launching. Hal ini membantu tim menyempurnakan UX dan konten di dalam aplikasi hingga akhirnya aplikasi Google Primer siap rilis setahun kemudian.

 

Design Thinking adalah metodologi pemecahan masalah inovatif yang dapat diakses oleh siapa saja. Dengan berempati dengan pengguna Anda, mempraktikkan brainstorming dan Uji Coba/bereksperimen dengan ide-ide Anda, Anda dan tim akan dapat memanfaatkan kekuatan kreatif kolektif Anda.

Pelajari selengkapnya bagaimana cara menjalankan design thinking di perusahaan Anda dengan mengikuti online training Speed Up Innovation using Design thinking yang akan diselenggarakan pada 20-21 Januari 2020. Link pendaftaran: http://bit.ly/otpqmdesignthinking

 

Dr. Frederik G. Pferdt (Source)

Related posts