Industri konstruksi di Tanah Air masih menjadi teritori kaum Adam. Namun salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia, Total Bangun Persada, ternyata dipimpin oleh seorang wanita. Bagaimana dia melakukannya? Simak wawancara kami dengan Janti Komadjaja, M. Sc, Presiden Direktur PT Total Bangun Persada, Tbk.
Saat ini, dunia industri di Indonesia, khususnya industri konstruksi, masih didominasi oleh kaum Adam. Namun ternyata, salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia, PT Total Bangun Persada Tbk, memiliki seorang wanita dalam jajaran petingginya.
Janti Komadjaja, M. Sc, telah bekerja di PT Total Bangun Persada, Tbk, alias Total BP, semenjak lulus kuliah. Bisa dibilang, salah satu bos Total BP ini sudah tahu luar dalamnya perusahaan. Di industri yang didominasi pria, Janti telah membuktikan bahwa wanita pun memiliki kemampuan yang layak diperhitungkan.
Kali ini, PQM Consultants berbincang dengan Janti Komadjaja untuk mengetahui rahasia suksesnya, sekaligus belajar tentang bagaimana Total BP menjalankan program khusus yang menunjukkan komitmen mereka untuk mengembangkan sumber daya manusianya.
Ibu menjabat sebagai salah satu direktur Total Bangun Persada sejak tahun 2001. Bagaimana suka duka yang dialami seorang direktur salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia?
Janti Komadjaja (JK): Jabatan ini adalah sebuah tanggung jawab—sebuah amanah yang harus dijalani. Sukanya adalah pada saat perusahaan dan karyawan sehati dalam menghadapi tantangan bersama-sama walaupun di awal terlihat sulit. Dukanya, pada saat sebaliknya, ketika perusahaan dan karyawan belum menemukan titik temu untuk maju bersama. Tapi pada akhirnya, semua permasalahan selalu ada solusinya.
Anda memimpin perusahaan di industri konstruksi, yang didominasi laki-laki. Apa pendapat Anda terkait wanita yang berkarir di bidang konstruksi?
JK: Bagi saya semua sama saja, yang penting sesuai antara pribadi orang tersebut dengan jenis pekerjaan atau perusahaan dimana orang ini bekerja. Kalau klop, itu paling bagus.
Bagaimana tanggapan keluarga ketika pertama kali Anda diangkat menjadi presiden direktur? Adakah resistensi dari keluarga?
JK: Saat saya menyampaikannya kepada keluarga, mereka langsung excited dan sangat mendukung. Malah saya yang keder saat itu.
Adakah kendala dalam membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan selama Anda menjadi direktur?
JK: Tentu saja ada. Tetapi membagi waktu adalah tantangan bagi semua orang di manapun. Menurut saya, kuncinya ada di komunikasi yang terbuka dan disiplin diri.
Pencapaian Anda selama menjabat direktur di Total BP?
JK: Biasa saja, yang penting usaha agar Total tetap konsisten memberikan yang terbaik untuk pelanggan, dan terus tumbuh dan berkembang, karena orang-orang yang ada di dalamnya juga berkembang.
Total BP menjalankan program M-Total. Bisa dijelaskan lebih jauh mengenai prorgam ini?
JK: Nama M-Total didapatkan dari “Manusia Total” atau karyawan di Total BP. Basically, ini adalah program kami untuk membangun setiap individu di dalam team kami untuk bisa berkembang sesuai dengan culture Total BP dan tuntutan zaman.
Apa latar belakang dibentuknya budaya M-Total?
JK: Ketika Bapak Paulus Setiawan—yg juga pendiri PQM—masih menjabat komisaris di perusahaan, bersama-sama membangun program ini. Alasannya adalah, kami sangat mengerti bahwa kekuatan perusahaan ada pada sisi manusianya.
Bagaimana perjalanan implementasi M-Total? Apa kendala yang dilalui?
JK: Saat pertama kali M-Total dijalankan, saya ingat pernah berkata pada Pak Paulus, “Saya mau program ini memberikan hasil yang signifikan di tahun ketiga. Harus cepat jika ingin mengejar. Jadi harus lari!”
Beliau langsung tidak setuju. Menurutnya, program pembangunan SDM membutuhkan proses, dan paling cepat bisa kelihatan hasilnya dalam lima tahun. Dan ternyata beliau benar.
Tahun demi tahun kami lewati, dan memang baru pada tahun kelima kami melihat ada hasilnya. Ada kemajuan, ada perkembangan. Namun tak selesai sampai di situ, kami terus kupas lagi, mencari celah-celah perbaikan, program disesuaikan lagi dengan perkembangan zaman.
Hingga saat ini, kami terus melakukan perbaikan, perubahan, dan review yang tak henti-hentinya. Terus begitu, karena zaman terus berubah dan kita tak boleh tertinggal jika ingin maju.
Bagaimana dampak implementasi M-Total pada perusahaan?
JK: Cukup baik. Setidaknya kami sudah punya kerangka dan sistem yang bisa dipakai sebagai dasar untuk terus membentuk dan mengembangkan individu-individu dalam tim kami. Senang rasanya kalau melihat mereka bisa berkembang dan maju.
Saya selalu yakin bahwa orang kita, orang Indonesia, punya potensi yang besar dan tidak kalah dengan orang dari negara lain. Orang Indonesia itu punya potensi besar yang harus digali, digosok dan diasah terus hingga mengkilap, layaknya berlian.
Selain itu, Total BP punya slogan “pride and excellence in construction” yang kemudian disandingkan dengan program M-Total. Contohnya seperti ini: Kami hanya ingin memberikan produk dan pelayanan excellent. Kalau tidak, ya jangan diberikan. Karena tak akan menambah pride kami sebagai manusia-manusia di Total BP.
Kami pernah dengar bahwa di awal berdirinya Total BP, Bapak Komadjaja ingin menjadikan perusahaan ini sebagai trend-setter perusahaan konstruksi di Indonesia. Bisa dijelaskan lebih jauh mengenai hal ini? Apakah cita-cita itu sudah tercapai?
JK: Betul, Pak Komadjaja sering bilang bahwa impian beliau adalah melihat Total menjadi perusahaan kontraktor terdepan, dihormati dan dipercaya oleh stakeholder. Menurut saya, beliau sudah berhasil membawa perusahaan yang kami cintai ini sampai pada kondisi yang beliau cita-citakan. Kami-kami ini hanya melanjutkannya saja; dengan sepenuh hati, seperti beliau saat itu.
Apa kunci sukses Total BP hingga terus bertahan hingga hari ini?
JK: Kami membangun sistem dan tim yang kuat sesuai “spirit” dari Total.
Apa visi Total BP dalam lima tahun ke depan? Serta apa Harapan Anda terhadap perusahaan ini?
JK: Berteman dengan teknologi dan terus membangun “Manusia Total” sebagai bagian dari bangsa Indonesia, agar bisa sejajar dengan semua bangsa di dunia ini. Saya berharap Total tetap sustain. Tetap exist, tapi tidak perlu narcist.
Terakhir, adakah tips atau pesan untuk perempuan-perempuan lain di Indonesia yang ingin menjadi pemimpin di industri-industri yang didominasi laki-laki?
JK: Ini berlaku untuk semua gender: Do your best!
__________________________________________________________
Janti Komadjaja, M. Sc, memulai karirnya di PT Total Bangun Persada, Tbk selepas lulus kuliah, dengan bekerja sebagai Estimator. Kemudian beliau diangkat menjadi Site Engineer, dan beberapa waktu kemudian dipercaya sebagau Contract Manager, Estimating Department Head, Deputy Director, sebelum akhirnya diangkat menjadi President Director.