“Penelitian statistik membuktikan bahwa seorang pesepak bola benar-benar menguasai bola rata-rata hanya 3 menit dalam suatu pertandingan! Jadi, yang terpenting adalah: Apa yang pesepak bola lakukan selama 87 menit saat tidak menguasai bola. Itulah yang menentukan apakah pesepak bola disebut bagus atau tidak…”. Inilah salah satu hal yang sangat saya ingat dari filosofi pesepak bola Johan Cruyff, legenda sepak bola Belanda.
Johan Cruyff, peraih tiga kali Ballon d’Or, penghargaan tertinggi sebagai pesepak bola di dunia, juga sangat piawai dalam melatih dan meramu tim sepak bola. Ia sangat mempercayai bahwa “proses yang baik” akan membawa “hasil yang baik” pula.
Johan Cruyff menekankan bahwa pesepak bola yang baik bukanlah yang ahli dalam hal men-juggling bola, melainkan yang mampu berkontribusi dalam ‘proses menciptakan gol’, mengoper bola dengan satu sentuhan, serta kecepatan yang terukur tepat pada posisi kaki rekan timnya.
Hal ini sejalan dengan pola pikir LEAN yang ‘melihat suatu proses’ apakah benar-benar ‘bernilai tambah’? Dengan pola pikir lean tersebut, setiap orang di dalam organisasi harus memanfaatkan waktunya walau sedikit untuk menciptakan nilai tambah.
Gambaran sederhana dalam dunia kerja yang seringkali ditemui adalah staf di kantor yang melepas staples pada 1 bundle dokumen untuk di foto kopi. Selanjutnya beberapa bundledokumen hasil foto kopi tadi kemudian di-staples lagi. Bayangkan berapa banyak waktu yang terbuang jika dalam 1 hari staf tersebut memproses 50 bundle dokumen? Dengan rata-rata 0,5 menit untuk proses buka dan pasang staples, maka rata-rata waktu yang terbuang 25 menit per hari-nya.
Implementasi dari pola pikir LEAN adalah jika staples diganti dengan paper clip, waktu proses untuk melepas staples dapat dieliminasi. Begitu pula dengan proses menggandakan dokumen dan cara fotokopi, apabila diganti dengan scaning dokumen, maka file digital dapat digandakan dalam waktu yang lebih singkat.
Dengan menanamkan pola pikir lean dalam setiap proses kerja, maka nilai tambah bagi individu, bisnis maupun pelanggan juga akan meningkat. Dibutuhkan komitmen dan juga konsistensi agar penerapan lean dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik disertai dengan pendampingan dari professional atau praktisi. Sehingga penerapan lean dapat berjalan menyeluruh dan berkesinambungan.
Salam Improvement.