2 Fase Implementasi Statistical Process Control (SPC) di Perusahaan Manufaktur

Share Article

Implementasi Statistical Process Control (SPC)

Table of Contents

Perusahaan manufaktur dapat meningkatkan peluang memenangkan kompetisi dan mendapatkan pasar dengan mengembangkan program SPC yang memungkinkan pelepasan produk secara terus-menerus. Namun bagaimana cara menerapkan SPC di perusahaan? Simak pembahasan mendalam mengenai dua fase implementasi statistical process control (SPC) yang ditulis Brad Forrest dari InfinityQS, untuk memudahkan proses penerapan SPC di perusahaan.

Kita tentu sudah akrab dengan gambar dua topeng yang melambangkan teater modern. Kedua topeng itu berupa wajah yang tersenyum dan wajah yang menangis. Ya, mereka adalah topeng Komedi dan Tragedi yang dikenakan di Yunani kuno selama zaman keemasan, sekitar 500-300 sebelum Masehi. Mereka tampil bersama untuk menunjukkan kondisi manusia yang ekstrem; sebuah metafora yang sempurna untuk teater.

Dua fase (atau dua wajah) dalam implementasi kontrol proses statistik alias statistical process control (SPC) di bidang manufaktur adalah berupa:

  • (1) Elemen psikologis
  • (2) Elemen fungsional

Kedua elemen ini mencakup banyak aspek implementasi SPC—kesulitan dan kemudahan, instalasi yang praktis dan praktis, dan yang paling penting, kegagalan… atau kesuksesan.

Implementasi Statistical Process Control (SPC)

Menerapkan SPC di Perusahaan Manufaktur: (1) Fase Psikologis

Fase psikologis dianggap sebagai bagian tersulit dari implementasi SPC, tetapi bisa dibilang yang paling penting. Di fase ini, kita berupaya untuk mendapatkan “dukungan” (buy-in) dari orang-orang yang akan menerapkan sistem SPC di perusahaan—biasanya tim IT, tetapi yang lebih penting, orang-orang yang akan menggunakan sistem kita—operator di area pabrik. Kedua kelompok orang ini sangat penting untuk keberhasilan fase psikologis implementasi SPC kita, sehingga kita harus membuat mereka sepenuhnya terlibat dalam program ini.

Alasan paling jelas mengapa kita butuh dukungan mereka adalahjika mereka ingin melakukan ini, jika mereka melihat manfaat dari sistem SPC yang ingin kita terapkanmereka dapat membuat segalanya berjalan lebih lancar, bahkan membantu memastikan kesuksesan. Hal itu tidak hanya terjadi di tahap implementasi awal, tetapi untuk pemanfaatan berkelanjutan program untuk menyediakan data yang sangat dibutuhkan.

Karena fase ini kemungkinan akan sulitbayangkan kita meminta orang lain untuk berkomitmen pada implementasi yang kita gagasinilah wajah “tragedi” dalam duo topeng drama. Namun bukan berarti ini fase yang menyedihkan.

Mendapatkan Dukungan

Hal pertama yang harus kita lakukan dengan tim IT, dan terutama dengan operator, adalah melibatkan mereka sejak awal. Ketika kita dilibatkan dalam sesuatu kegiatan atau misi, kita akan merasa berharga dan penting. Umpan balik dari para bos dan jajaran manajemen juga memiliki relevansi. Kita (dalam hal ini karyawan) akan merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.

Kadang-kadang hal itu bisa diwujudkan sesederhana membiarkan karyawan tahu bahwa manajemen tertarik pada solusi SPC, menunjukkan kepada mereka beberapa pilihan (kita mungkin memiliki dua atau tiga pilihan, dan mencoba untuk memutuskan salah satu di antaranya), dan meminta masukan mereka.

Bagian dari diskusi antara manajemen dengan karyawan adalah “Inilah solusi yang dapat dilakukan oleh SPC untuk Anda. Inilah yang kami rencanakan. Bagaimana menurut Anda? Apakah ada fungsi spesifik yang Anda butuhkan? Apakah kita kehilangan sesuatu? Akankah ini membantu membuat pekerjaan Anda lebih mudah, dan memungkinkan Anda melakukannya dengan lebih baik?”

Membuat orang-orang yang terlibat yang akan menerapkan dan menggunakan sistem sangat penting, seperti yang dapat dibayangkan. Jika mereka bukan bagian dari solusi, mereka akan menentang kita di setiap kesempatan, dengan tujuan membuat hidup kita benar-benar sengsara. Ini memberi risiko menghalangi keberhasilan proyek, dan belum lagi menghadirkan mimpi buruk dalam pekerjaan kita.

Hasilnya bisa dramatis. Implementasinya dapat berjalan lebih cepat ketika semua orang terlibat. Sebagian dari sifat manusia mengatakan bahwa jika saya terlibat, jika saya benar-benar ingin sesuatu terjadi, saya akan membantu mewujudkannya. Masuk akal bukan?

Sebaliknya, jika kita mendikte karyawan dengan mengatakan sesuatu seperti “Kami akan menggunakan sistem SPC baru; sistem itu mulai berlaku dalam beberapa minggu ke depan. Bersiaplah.” Kita akan mendapatkan perlawanan. 

Pihak-pihak yang terlibat tidak akan membantu implementasi tersebut berjalan dengan lancar. Kita mungkin akan mendengar beberapa komentar seperti, “Saya sudah terlalu banyak bekerja. Saya tidak bisa menangani proyek besar lainnya. Anda meminta saya untuk melakukan pekerjaan ekstra; Apakah saya akan mendapatkan kenaikan gaji untuk ini?”

Jadi, dapatkanlah dukungan. Libatkan karyawan. Jadikan mereka bagian dari proses perbaikan, termasuk implementasi. Bangun atmosfer kerja tim, dan kita akan menuai hasilnya: implementasi yang lebih mulus, lebih cepat, dan kemudian solusi SPC yang berjalan mulus.

 

Menerapkan SPC di Perusahaan Manufaktur: (2) Fase Fungsional

Fase fungsional adalah wajah “komedi” dalam duo topeng drama, karena (sekali lagi, menurut saya) pekerjaan terberat telah selesai dilakukan: karyawan berkomitmen dan sudah buy-in dalam rencana implementasi SPC kita. Kita semua terlibat dalam prosesnya. 

Saat ini, mereka akan mencoba untuk membuat implementasi ini sukses. Mereka menantikan apa yang dapat dilakukan sistem SPC yang baru ini bagi mereka. Sisanya—implementasi fungsional—benar-benar pekerjaan tambahan yang mudah untuk dilakukan, bukan? Tentu saja tidak!

Jadi, apa itu fase “fungsional” dari implementasi? Para insinyur melibatkan diri dan mengatur serta mengkonfigurasi solusi SPC. Sekali lagi, ini akan berjalan lebih lancar jika kita berkonsultasi dengan mereka pada awal proses.

Dengan demikian, ketika tiba saatnya untuk benar-benar melakukan implementasi SPC fungsional, ada lebih sedikit kejutan. Mereka dikonsultasikan pada awalnya, mereka berhubungan dengan pengguna (operator) sistem dan tahu apa yang dibutuhkan orang-orang ini, dan melakukan konfigurasi sistem harus berjalan dengan cepat dan lancar.

Frank Lloyd Wright pernah berkata, “Bentuk mengikuti fungsi—(ini adalah sesuatu) yang telah disalahpahami. Bentuk dan fungsi haruslah satu, bergabung dalam persatuan spiritual.”

Hal itu juga berlaku dalam kasus implementasi SPC. Bentuk implementasi psikologis— penerimaan yang kita peroleh dari staf IT dan operator pabrik di perusahaan— digabung dengan pengaturan fungsional dan konfigurasi sistem, seharusnya menjadi upaya implementasi yang mulus. Implementasi SPC kita akan menjadi pengalaman yang jauh lebih baik untuk seluruh organisasi jika demikian, dan kita akan menuai manfaat besar sebagai perusahaan manufaktur.

Cara Implementasi Statistical Process Control

PQM Consultants secara rutin menyelenggarakan Public Training maupun In-House Training Statistical Process Control yang didesain khusus untuk perusahaan Anda. Dapatkan informasi lebih lengkap dengan menngunjungi link yang ada di sini.

Share Article

Table of Content

Related Articles

Performance Improvement Plan: Arti, Cara dan Manfaatnya
Memahami Lead time: Arti, Jenis, Fungsi sampai Cara Menghitungnya!
9 Alasan Mengapa Preventive Maintenance Sangat Penting Dilakukan
Dari Pabrik ke Ruang Bermain: Bagaimana Prinsip 5R dan Montessori Berjalan Beriringan
Panduan Lengkap Pelatihan APICS CLTD di Indonesia

Stay Ahead of The Competition

Upgrade your skills and knowledge with our exclusive development program. Simply submit the form, and we will send the schedule directly to your email.

Solusi Pelatihan Customized

PQM Consultants menghadirkan In-House Training sebagai solusi untuk organisasi Anda. Solusi pelatihan tepat sasaran yang khusus didesign untuk menyasar kendala di organisasi Anda.

👉 Pilih programnya sekarang dan dapatkan FREE konsultasi