Menggunakan Metode FMEA dalam Kasus Blokir Rekening Masal

Share Article

Table of Contents

blokir rekening ppatk

Beberapa minggu lalu, ruang publik diramaikan oleh langkah blokir rekening yang dilakukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) ke sejumlah besar rekening bank di tanah air. Niatnya sangat baik: memberantas praktik pencucian uang (TPPU) dan judi online yang meresahkan dan merusak sistem keuangan negara. Data menunjukkan ribuan rekening pasif (dormant) memang disalahgunakan untuk menampung dana haram bernilai miliaran rupiah.

Namun, niat baik tersebut diiringi efek samping yang serius. Banyak masyarakat menjerit karena rekening sah mereka yang berisi uang tabungan, uang operasional, uang untuk berobat dan dana darurat, atau warisan jadi turut terblokir. Mereka yang tidak tahu-menahu tiba-tiba kehilangan akses ke uang mereka sendiri.

Kejadian ini adalah contoh klasik di mana sebuah solusi yang terlihat cepat dan tegas justru berpotensi menjadi “blunder kebijakan”. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena tidak adanya antisipasi terhadap risiko kegagalan.

Di dunia industri, teknologi, hingga penerbangan, terdapat sebuah metode standar untuk mencegah “bencana” seperti ini yang disebut sebagai FMEA (Failure Mode and Effects Analysis). Mari kita gunakan kerangka ini untuk “membedah” kebijakan blokir massal dan melihat bagaimana seharusnya sebuah solusi dirancang.

Apa Itu FMEA? Sebuah “Simulasi Risiko” Sederhana

Bayangkan Anda akan meluncurkan sebuah roket ke orbit. Pastinya Anda tidak hanya merakitnya lalu berdoa semoga roketnya berhasil meluncur dan sampai orbit dengan selamat. Tentu Anda akan duduk bersama tim, menganalisa dan bertanya: “Apa saja komponen yang mungkin gagal saat peluncuran? Apa efeknya jika gagal? Dan bagaimana cara kita mencegah kegagalan itu?”

Itulah sederhanyanya FMEA. FMEA (Failure Mode and Effects Analysis) adalah metode terstruktur untuk: Mengidentifikasi, Menaganalisa dan Mengeliminasi. Pertanyaan Selanjutnya Apakah yang diidentifikasi, dianalisa, dan dieliminasi ?

Hal yang dapat diidentfikasi adalah Failure Mode (Mode Kegagalan) atau potensi kegagalan yang terjadi dari produk/part/issue yang sedang dianalisa. Serta efeknya dari kegagalan tersebut.

Selanjutnya adalah analisa, dari failure effect yang ditetapkan maka bisa ditetapkan severity (Tingkat Keparahan). Penyebab terjadi nya issue (Occurrence), serta seberapa efektif deteksi yang dilakukan untuk dapat menangkap penyebab ataupun efek dari kesalahan yang akan terjadi.

Sekarang, mari kita terapkan FMEA pada kebijakan pemblokiran rekening yang dilakukan oleh PPATK.

1. Membongkar “Blunder” dengan Kacamata FMEA

Kita anggap “proses” disini adalah sebuah issue, dimana issue  yang dianalisis adalah “Implementasi Kebijakan Blokir Massal Rekening Pasif”. Maka bisa kita simpulkan bahwa requirement dari customer atau di kasus ini adalah nasabah adalah “Rekening Bank Tidak Diblokir” maka jika kita analisa dari POV FMEA, sebagai berikut :

  1. Proses/Issue yang diangkat
    Implementasi Kebijakan Blokir Massal Rekening Pasif”
  2. Persyaratan/Standar dari Customer
    Pemblokiran untuk Rekening yang mencurigakan”
  3. Potensi Kegagalan (Failure Mode)

Pertanyaan pertama FMEA: Bagaimana proses ini bisa gagal?

Jawaban yang paling jelas adalah: “Salah blokir Rekening nasabah yang aman”

2. Efek dan Tingkat Keparahan (Effects & Severity)

Pertanyaan kedua: Apa akibatnya jika kegagalan itu terjadi?

  • Efek 1: Untuk Rekening yang memang dicurigai terindikasi pencucian uang sangat positif dan memang tepat sasaran
  • Efek 2: untuk rekening yang tidak bermasalah akan sangat merugikan nasabah, dikarenakan uang yang disimpan harus terblokir, dan dana darurat yang disimpan tidak bisa dipakai
  • Tingkat Keparahan (Severity): Sangat Tinggi (bisa kita beri skor 9 dari 10). Mengapa? Karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak dan secara langsung mengikis kepercayaan publik—aset paling vital dalam sistem keuangan.

3. Potensi Penyebab (Potential Causes)

Pertanyaan ketiga: Mengapa kegagalan ini bisa terjadi?

  • Penggunaan kriteria tunggal yang terlalu sederhana (misalnya, “pasif selama 3 bulan”).
  • Asumsi pukul rata bahwa semua rekening pasif berpotensi ilegal.
  • Tidak adanya sistem komunikasi massal yang efektif untuk memberi peringatan sebelum eksekusi.

Tingkat Kemungkinan Terjadi (Occurence) :

hal ini bisa dikatakan sangat jarang terjadi, disamping itu ini adalah kasus yang pertama kali.

4. Kemampuan Deteksi

Pertanyaan keempat: Apakah PPATK sudah mengetahui mana rekening yang memang bermasalah atau tidak?. Maka Jawabannya adalah TIDAK.

Kemampuan sistem di dalam mendeteksi kegagalan (Detection): Jelas sangat rendah, dikarenakan PPATK tidak dapat membedakan rekening yang memang terindikasi bermasalah dan yang tidak.

Bagaimana FMEA Bisa Mencegah Blunder Ini?

Di sinilah keajaiban FMEA bekerja. Metode ini memaksa perumus kebijakan untuk bertanya, “Bagaimana cara kita mencegah kegagalan ini, atau setidaknya mengurangi dampaknya?”

FMEA akan menuntut adanya “Kontrol Pencegahan” yang efektif. Jika kontrol yang ada lemah, maka harus ada “Rekomendasi Tindakan” yang baru. Dikarenakan untuk menghilangkan severity harus memang menghilangkan kebijakannya, maka untuk rekomendasi tindakan nya bisa dilihat dari Aspek Occurrence dan Detection Berikut adalah rekomendasi tindakan yang akan muncul dari analisis FMEA sebelum kebijakan ini digulirkan:

Potensi KegagalanRekomendasi Tindakan Berbasis FMEA (Cara Menghindarinya)
Salah memblokir rekening nasabah sah1. Penambahan metode Deteksi Ganti Kriteria Tunggal dengan Menggunakan Segmentasi:
Jangan pukul rata. Klasifikasikan rekening pasif berdasarkan tingkat risikonya. Rekening mahasiswa dengan saldo Rp50.000 punya risiko berbeda dengan rekening pasif yang tiba-tiba menerima 10 transfer dalam sehari. Maka metode deteksi nya akan lebih terstandard
 2. Implementasikan Sistem Peringatan Bertahap (Improve Detection):
Sebelum blokir, wajibkan adanya notifikasi multi-kanal (SMS, Email, Push Notifikasi Aplikasi) dalam rentang waktu 30-60 hari. Beri nasabah kesempatan untuk “mendeteksi” status rekeningnya dan melakukan tindakan. Ini akan meningkatkan kemungkinan deteksi dini (Detection).
 3. Siapkan Proses Pemulihan yang Mudah
Jika ada yang tetap terblokir, jangan gunakan “blokir keras”. Gunakan “pembekuan sementara” (temporary freeze). Siapkan jalur verifikasi digital (Video-KYC) yang cepat dan mudah agar dampak negatifnya tidak parah. Ini akan mengurangi tingkat keparahan (Severity).

Dari Solusi Pukul Rata Menuju Solusi Terukur

Kebijakan PPATK lahir dari niat yang sangat baik dan urgensi yang nyata. Namun, kasus ini menjadi pelajaran berharga bahwa dalam merumuskan kebijakan publik yang berdampak luas, niat saja tidak cukup. Diperlukan sebuah metodologi yang kuat untuk mengantisipasi dan memitigasi risiko.

FMEA bukanlah alat yang rumit, melainkan sebuah perubahan mindset: dari reaktif menjadi proaktif, dari “semoga tidak ada masalah” menjadi “kita siap jika ada masalah”.

Dengan mengadopsi kerangka berpikir seperti FMEA, regulator dapat merancang solusi yang tidak hanya tajam dalam memberantas kejahatan, tetapi juga bijak dalam melindungi warga negara. Pada akhirnya, tujuan kita bersama adalah membangun sistem keuangan yang aman, kuat, dan tetap dipercaya oleh masyarakatnya.

Yuda Purwa/AH

Daftar CIC 2025 👇🏻

Share Article

Table of Content

Related Articles

Menggunakan Metode FMEA dalam Kasus Blokir Rekening Masal
Meningkatkan Pelayanan Rumah Sakit Bak Standar Hotel dan Bank
8 Tools Root Cause Analysis (RCA) untuk Menyelesaikan Masalah Hingga Tuntas
5 Whys Analysis: Panduan Lengkap Menemukan Akar Masalah
MSA (Measurement System Analysis): Cara Memastikan Hasil Inspeksi QC Anda Valid

Stay Ahead of The Competition

Upgrade your skills and knowledge with our exclusive development program. Simply submit the form, and we will send the schedule directly to your email.

Solusi Pelatihan Customized

PQM Consultants menghadirkan In-House Training sebagai solusi untuk organisasi Anda. Solusi pelatihan tepat sasaran yang khusus didesign untuk menyasar kendala di organisasi Anda.

👉 Pilih programnya sekarang dan dapatkan FREE konsultasi