Dunia organisasi dan industri di abad ke 21 semakin diwarnai dengan otomatisasi berbasis teknologi informasi..Meski demikian, sebagaimana dikatakan Jack Ma dan sejumlah futuris lainnya, manusia tetap punya peran sentral dalam keberhasilan organisasi. Dengan syarat, ia perlu terus memperbarui kemampuan dirinya, sekaligus mampu mengoptimalisasi penerapan teknologi dan informasi. Dalam kondisi seperti ini, kegiatan Pelatihan dan Pembelajaran tentunya tetap menjadi salah satu kebutuhan utama di dalam organisasi. Bagaimana mengelola kegiatan Pelatihan dan Pembelajaran di abad 21 ini?
Pertama, adanya shift dalam sasaran dan pemanfaatan kegiatan Pembelajaran dan Pelatihan. Di abad 20, banyak pembelajaran dan pelatihan dianggap memadai bila dapat menambah pengetahuan dan wawasan peserta. Di abad 21 pengetahuan dan wawasan dapat dengan mudah diperoleh dari mbah Google. Menjadi penting upaya memastikan bahwa kegiatan pembelajaran ini memberi bekal praktikal yang menunjang perbaikan atau peningkatan performa di tempat kerja (Learning to enhance Workplace Performance). Pengelola pelatihan harus semakin tajam dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar, memfasilitasi bentuk pembelajaran yang sesuai, dan memastikan pemanfaatannya di tempat kerja.
Selaras dengan ini, penggunaan Pengelolaan Pembelajaran 10:20:70 semakin luas pemakaiannya. . Artinya, porsi pembelajaran yang dikelola fungsi Training tidak lagi dominan berupa belajar di kelas (ini hanya 10%). Perlu adanya fasilitasi agar karyawan dapat belajar dari orang lain, bisa dari atasan, dari rekan kerja, atau dari pemasok atau pelanggan (sering disebut Social Learning, porsinya 20%). Berikutnya adalah identifikasi dan pemanfaatan kegiatan-kegiatan kerja yang sekaligus mengasah atau membangun kemampuan peserta. Misalnya: mengikutsertakan staf junior bertalenta dalam task-force tertentu, pemberian delegasi, dsb. Kegiatan ‘Learning by doing’ ini membutuhkan kejelian,kreativitas, dan asertivitas pengelola pembelajaran, tetapi punya nilai-tambah paling tinggi dan disarankan porsinya 70% dari seluruh kegiatan pembelajaran dan pelatihan.
Berikutnya, pengelola Pelatihan dan Pembelajaran perlu merombak Konten dan Metode Pembelajaran, khususnya dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. Peserta pembelajaran di abad 21 biasanya punya aktivitas kerja yang padat. Maka, kemampuan menyediakan program pembelajaran yang fleksibel, mudah diakses dan juga atraktif, akan meningkatkan keinginan peserta untuk mempelajari dan kemudian memanfaatkannya di tempat kerja.
Terakhir, last but not least, peningkatan kemampuan atau kompetensi karyawan tidak bisa dicapai dari upaya pengelola Pelatihan dan Pembelajaran semata. Perlu kerja sama antara para pimpinan dan manajer fungsi lini dengan Departemen Training. Departemen Training tidak akan dapat berperan secara efektif tanpa keterlibatan para manajer lini dalam mengidentifikasi, merancang dan melaksanakan program-program pelatihannya.
Oleh sebab itu, pengelola pelatihan harus mampu melibatkan atau bekerja sama pihak lain dalam melakukan analisa kebutuhan, merancang program, melakukan evaluasi, memasarkan fungsi pelatihan di dalam organisasi serta beberapa keterampilan dasar lainnya agar fungsi pelatihan berjalan secara efektif.
Sasaran Program
- Memperkuat pemahaman hubungan antara kegiatan pembelajaran dan perbaikan performa di tempat kerja
- Memperkuat kemampuan identifikasi kebutuhan pembelajaran, menyiapkan program pembelajaran yang sesuai, dan mendorong pemanfaatannya di tempat kerja
- Menggunakan kerangka 10:20:70 dalam menyiapkan bauran program pembelajaran
- Memanfaatkan teknologi informasi untuk optimalisasi kegiatan pembelajaran
- Meningkatkan kemampuan berkolaborasi (partnering) dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kegiatan pembelajaran
Garis Besar Program
- Hubungan antara pelatihan dan kinerja
- Overview Keterampilan teknis manajemen pelatihan:
- Training & Learning Need Analysis
- Designing Training & Learning Program
- Evaluating Training & Learning Program
- Menyiapkan bauran program pembelajaran berbasis kerangka 10:20:70
- Overview teknologi informasi untuk optimalisasi kegiatan pembelajaran
- Peningkatan kapabilitas kolaborasi untuk efektivitas Program Pembelajaran
IR/16/APR/20/AD