
Failure Mode and Effect Analysis FMEA merupakan pendekatan langkah demi langkah untuk mengumpulkan pengetahuan tentang kemungkinan titik kegagalan dalam desain, proses manufaktur, produk, atau layanan. Mode kegagalan (FM) mengacu pada cara di mana sesuatu dapat rusak. Hal ini mencakup potensi kesalahan yang mungkin terjadi, terutama kesalahan yang dapat mempengaruhi pelanggan.
Failure Mode and Effect Analysis bertujuan untuk menangkap aspek-aspek potensi kegagalan pada produk ataupun proses, mencakup:
- Apa yang mungkin salah (Mode kegagalan)
- Apa hasil dari kegagalan itu (efek kegagalan)
- Seberapa parah akibat dari kegagalan tersebut (keparahan kegagalan)
Penilaian FMEA seringkali membutuhkan tim multi-disiplin dengan pemahaman yang beragam tentang suatu proses, termasuk desain, manufaktur, kualitas, pengujian, keandalan, pemeliharaan, pembelian, penjualan, pemasaran, dan layanan pelanggan. Tim tersebut akan menentukan ruang lingkup FMEA, yang kemudian dapat dirinci dalam tabel FMEA, menunjukkan potensi kegagalan dan konsekuensinya.
FMEA memberikan nilai numerik antara 1 dan 10 untuk tingkat keparahan kegagalan (S), terjadinya kegagalan (O), dan kemungkinan kegagalan terdeteksi (D). Dalam nilai numerik ini, 1 menunjukkan dampak rendah dan 10 adalah dampak tertinggi. Hal ini memungkinkan tindakan yang direkomendasikan untuk diambil. Tindakan korektif dapat berupa desain atau proses terkait serta meningkatkan deteksi.
Jenis-Jenis Analisis Failure Mode and Effects Analysis
1. Desain FMEA (DFMEA)
Berfokus pada cara mencegah atau mengurangi kemungkinan kegagalan sistem, produk atau proses. DFMEA digunakan untuk menentukan potensi kegagalan, seberapa buruk efeknya dan bagaimana mencegah dan mengurangi kegagalan proses ini membantu untuk mendeteksi kegagalan sejak dini sehingga dapat diperbaiki tanpa harus mengularkan biaya yang bersar.
2. Proses FMEA (PFMEA)
Befokus pada identifikasi potensi risiko pada proses PFMEA membantu mengidentifikasi fungsi proses, mode kegagalan dan efek untuk membantu organisasi memahami kemungkinan risiko untuk setiap langkah proses sedini mungkin.
3. FMEA Fungsional (FFMEA)
Berfokus untuk menghindari kemungkinan kegagalan sebelum tindakan korektif. FFMEA mengindentifikasi dan memprioritaskan mode kegagalan fungsional yang potensial.
Kapan Failure Mode and Effects Analysis Harus Diterapkan?
FMEA diperlukan dalam berbagai situasi yang terkait dengan produk, proses, dan layanan, baik produk baru atau sedang diadaptasi atau didesain ulang untuk tujuan yang berbeda. FMEA juga dapat dilakukan secara berkala selama masa hidup suatu proses, produk, atau layanan untuk memastikannya tetap efektif dan aman.
Bagaimana Failure Mode and Effects Analysis harus digunakan:
- Ketika suatu produk, proses atau layanan sedang dirancang atau didesain ulang mengikuti pengembangan fungsi kualitas
- Ketika proses, produk atau layanan yang ada diterapkan dengan cara baru
- Sebelum pengembangan rencana pengendalian untuk proses baru atau yang dimodifikasi
- Saat merencanakan tujuan peningkatan untuk layanan, produk, atau proses yang ada
- Saat menilai kegagalan dalam proses, produk, atau layanan yang ada
- Untuk menilai proses, produk, atau layanan secara berkala
Di mana Failure Mode and Effects Analysis Digunakan?
FMEA telah digunakan oleh berbagai industri, dari semikonduktor dalam minyak dan gas hingga layanan makanan, perawatan kesehatan, plastik, dan bahkan perangkat lunak.
Beberapa contoh penggunaan FMEA meliputi:
1. Pertanian
FMEA digunakan dalam pertanian untuk alasan lingkungan, etika dan hukum, termasuk menilai lingkungan, mesin dan proses manufaktur serta kualitas produk.
2. Kesehatan
Healthcare menerapkan FMEA sebagai alat untuk mengidentifikasi proses yang memerlukan perbaikan untuk mengurangi risiko baik bagi pasien maupun staf.
3. Manufaktur
Manufaktur menggunakan FMEA secara luas untuk mengantisipasi dan menghilangkan potensi kegagalan dalam prosedur dan produk. Ini menghindari keharusan mengambil tindakan korektif yang mahal di kemudian hari dan menciptakan produk yang andal dan berkualitas tinggi untuk memenuhi permintaan pelanggan.
5. Pengembangan Perangkat Lunak
FMEA dalam pengembangan perangkat lunak digunakan untuk meningkatkan kualitas, mengurangi biaya, dan menurunkan kepadatan cacat untuk menyediakan produk yang efektif bagi pelanggan.
6. Transportasi dan Logistik
FMEA juga digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan logistik dan rantai pasokan untuk memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pelanggan.
Manfaat Menggunakan Failure Mode and Effects Analysis
Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) menawarkan berbagai manfaat:
- Memberi mereka cara awal untuk mengidentifikasi dan mengurangi potensi mode kegagalan
- Meminimalkan kebutuhan untuk melakukan perubahan yang terlambat pada proyek karena adanya potensi masalah
- Mengurangi risiko masalah yang terjadi lebih dari satu kali
- Memberikan petunjuk bagi karyawan untuk diikuti ketika menghadapi mode kegagalan yang potensial
- Mendorong lebih banyak kolaborasi di antara tim yang menangani bidang-bidang seperti desain, produksi, kualitas, pengujian dan penjualan
- Mengurangi biaya yang dikeluarkan dengan menghindari perbaikan masalah dalam pengembangan.
Ingin penerapan FMEA dengan tepat ? Saatnya Ikuti Online Training Failure Mode and Effects Analysis yang diselenggarakan oleh PQM Consultants secara public training. Cek halaman ini untuk Informasi lebih lengkapnya: PQM Consultants
Artikel Terkini
- 9 Alasan Mengapa Preventive Maintenance Sangat Penting Dilakukan
- Dari Pabrik ke Ruang Bermain: Bagaimana Prinsip 5R dan Montessori Berjalan Beriringan
- Panduan Lengkap Pelatihan APICS CLTD di Indonesia
- Panduan Lengkap Pelatihan APICS CSCP di Indonesia
- Transformasi Lean Berbasis ROI di Masa Krisis: Kisah Sukses PQM Consultants di PT Kerry Ingredients Indonesia