3 Tahap Manajemen Risiko: Mengubah Ancaman Menjadi Peluang

Share Article

Table of Contents

3 Tahap Manajemen Risiko. Pada era disrupsi dan digitalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan saling berlomba untuk dapat bertahan atau bahkan menghasilkan gebrakan agar tidak menjadi tertinggal. Tidak sedikit perusahaan yang dahulunya berjaya, kini harus setengah mati untuk menyambung nafas perusahaan. Sehingga sustainability atau ketahanan dalam menghadapi arus global menjadi kunci penting. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk memastikan perusahaan atau organisasi itu sustain adalah melalui manajemen risiko (risk management) yang baik.

Sudah ada perusahaan yang menerapkan manajemen risiko baik secara sistematis maupun dalam praktiknya. Akan tetapi belum semua penerapan tersebut tepat sasaran, banyak risiko yang tidak bisa diantisipasi dan diatasi dengan cara yang tepat. Selain itu manajemen risiko belum sepenuhnya diilhami. Bahkan mendengar kata ‘risiko’ saja banyak individu yang masih skeptis.

Risiko sering dikonotasikan sebagai hal yang negatif dan harus dihindari agar tidak terkena dampak dari risiko. Walau sebenarnya dalam setiap lini kehidupan pasti ada risiko. Bahkan saat menulis artikel ini pun ada risikonya mulai dari salah ketik atau bahkan tulisan yang telah dirangkai hilang. Terkadang risiko memang mengkhawatirkan, akan tetapi mari kita coba melihat risiko dengan sudut pandang yang berbeda.

Mari kita mulai sudut pandang tersebut dengan mindset bahwa risiko adalah opportunity for improvement atau peluang untuk melakukan perbaikan. Bagaimana bisa? Pada dasarnya risiko mengandung dua unsur utama yaitu kemungkinan terjadinya risiko (probability) dan dampak yang ditimbulkan apabila risiko tersebut terjadi (impact). Risiko merupakan perkawinan antara kedua unsur tersebut dan cara mengelola risiko dapat dilakukan melalui beberapa tahap.

tahap manajemen risiko risk manajemen

Panduan Praktis: 3 Tahap Manajemen Risiko

Secara garis besar ada tiga tahapan utama yang sangat praktikal untuk manajemen risiko.

Tahap 1: Identifikasi Risiko (Mengetahui Apa yang Mungkin Terjadi)

Permulaan yang paling penting sebelum mengelola risiko adalah untuk mengetahui terlebih dahulu risiko apa saja yang mungkin terjadi di proses atau area kerja. Mengidentifikasi risiko akan lebih mudah jika perusahaan telah dapat memetakan secara rinci bisnis prosesnya.

Contoh: Dalam proses pengecatan parts di sebuah perusahaan manufaktur, beberapa risiko yang bisa diidentifikasi adalah:

  • Hasil pengecatan tidak merata.
  • Terjadi cedera kerja akibat paparan bahan kimia.
  • Mesin cat mengalami breakdown.

Tahap 2: Analisa Risiko (Mengukur Besarnya Risiko)

Dari data risiko-risiko yang sudah diidentifikasi di masing-masing proses, tahap selanjutnya adalah menganalisa besar kecilnya risiko tersebut. Penentuannya dapat menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif. Secara praktis, metode kuantitatif didapat dengan mengalikan skala probabilitas dan skala dampak yang ada pada risiko.

Probabilitas x Dampak.

  • Contoh: Beri skala 1-5 untuk Probabilitas (1=Sangat Jarang, 5=Sangat Sering) dan Dampak (1=Tidak Signifikan, 5=Sangat Parah).
    • Risiko A: Hasil cat tidak rata (Probabilitas: 4, Dampak: 3) -> Skor Risiko = 12
    • Risiko B: Mesin cat breakdown (Probabilitas: 2, Dampak: 5) -> Skor Risiko = 10

Dengan ini, Anda bisa fokus pada risiko dengan skor tertinggi terlebih dahulu.

Tahap 3: Evaluasi dan Respon Risiko (Menentukan Tindakan)

Tahap pamungkas dalam manajemen risiko adalah evaluasi risiko tersebut. Dalam tahap ini, dapat dipilih beberapa respon terhadap risiko yang sudah dianalisa. Sama seperti hukum kekekalan energi bahwa energi tidak bisa hilang, begitu pun dengan risiko.

Terdapat empat jenis respon utama dalam evaluasi risiko:

  1. Menerima (Accept): Untuk risiko dengan skor sangat rendah (dampak kecil dan jarang terjadi). Kita sadar risikonya ada, tapi kita memilih untuk tidak melakukan apa-apa.
    • Contoh: Risiko salah ketik (typo) minor di email internal.
  2. Mentransfer (Transfer): Memindahkan dampak risiko ke pihak ketiga.
    • Contoh: Risiko kerusakan barang saat pengiriman ditransfer dengan membeli asuransi logistik.
  3. Mengurangi (Reduce/Mitigate): Mengambil tindakan untuk menurunkan probabilitas atau dampak risiko. Ini adalah inti dari preventive action.
    • Contoh: Risiko hasil cat tidak rata dikurangi dengan mengadakan pelatihan rutin untuk operator dan perawatan berkala pada mesin.
  4. Menghindari (Avoid): Mengambil keputusan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko tersebut sama sekali, biasanya untuk risiko dengan skor sangat tinggi yang tidak bisa dikelola.
    • Contoh: Menghindari penggunaan software dari sumber tidak terpercaya untuk mencegah risiko kebocoran data.

Dengan mengetahui potensi-potensi risiko yang ada pada, perusahaan atau organisasi juga akan menjadi lebih mawas. Yang paling penting juga dengan risiko yang ada, perusahaan mampu mengubahnya sebagai peluang-peluang untuk perbaikan agar nilai dari risiko bisa berkurang.

Kunci Keberlanjutan: Komitmen dan Monitoring

Proses manajemen risiko bukanlah proyek sekali jalan. Dibutuhkan komitmen dari pimpinan dan fungsi monitoring yang berkelanjutan untuk memastikan proses ini selalu relevan dengan kondisi bisnis yang dinamis. Dengan mengubah risiko menjadi peluang perbaikan, perusahaan tidak hanya menjadi lebih tahan banting, tetapi juga lebih efisien dan kompetitif.

Bangun Kapabilitas Manajemen Risiko di Perusahaan Anda

Memahami konsep adalah langkah pertama. Mengimplementasikannya secara efektif di seluruh lini organisasi adalah tantangan berikutnya. PQM Consultants siap menjadi partner Anda untuk memastikan tim Anda benar-benar mampu mengelola risiko melalui dua pendekatan yang fleksibel:

  • In-House Training: Kami dapat menyelenggarakan pelatihan manajemen risiko yang dirancang khusus sesuai kebutuhan perusahaan Anda. Program ini akan membangun kompetensi tim Anda dari dasar hingga tingkat lanjut dalam mengidentifikasi, menganalisa, dan merespon risiko secara praktis.
  • Pendampingan Konsultasi: Bagi Anda yang membutuhkan bimbingan langsung, tim ahli kami akan mendampingi Anda dalam setiap tahap perancangan, implementasi, hingga evaluasi sistem manajemen risiko yang andal dan sesuai dengan konteks unik bisnis Anda.

Jadikan tim Anda siap menghadapi segala tantangan di masa depan. Hubungi kami untuk mendapatkan SESI KONSULTASI GRATIS.

Daftar CIC 2025 👇🏻

Share Article

Table of Content

Related Articles

Menggunakan Metode FMEA dalam Kasus Blokir Rekening Masal
Meningkatkan Pelayanan Rumah Sakit Bak Standar Hotel dan Bank
8 Tools Root Cause Analysis (RCA) untuk Menyelesaikan Masalah Hingga Tuntas
5 Whys Analysis: Panduan Lengkap Menemukan Akar Masalah
MSA (Measurement System Analysis): Cara Memastikan Hasil Inspeksi QC Anda Valid

Stay Ahead of The Competition

Upgrade your skills and knowledge with our exclusive development program. Simply submit the form, and we will send the schedule directly to your email.

Solusi Pelatihan Customized

PQM Consultants menghadirkan In-House Training sebagai solusi untuk organisasi Anda. Solusi pelatihan tepat sasaran yang khusus didesign untuk menyasar kendala di organisasi Anda.

👉 Pilih programnya sekarang dan dapatkan FREE konsultasi