Six Sigma dan Lean Six Sigma adalah metodologi untuk improvement di lingkungan kerja yang tujuan utamanya berguna untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses. Meskipun memiliki tujuan yang sama, kedua metodologi ini memiliki fokus dan cara pendekatan yang berbeda. Artikel ini akan membahas perbedaan Six Sigma dan Lean Six Sigma.
Bagi yang masih bingung, yuk kenalan perbedaan antara Six Sigma dan Lean Six Sigma, dua metodologi jagoan yang bisa bikin proses kerja jadi lebih optimal. Diketahui secara umum, keduanya memiliki tujuan yang sama, namun dengan gaya dan jurus yang berbeda. Lalu ada apa lagi perbedaannya? Yuk, kita bedah satu per satu!
Pengertian Six Sigma
Six Sigma adalah metode sebuah metodologi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi kesalahan dalam proses bisnis. Metodologi ini berfokus pada pelanggan dan menggunakan data untuk mengurangi cacat dan variasi. Six Sigma memiliki target nilai cacat mencapai 3,4 cacat per satu juta kesempatan, atau nyaris sempurna!
Metodologi yang dikembangkan oleh Motorola di era 80-an ini memiliki prinsip yang berfokus pada pelanggan, penetapan standar kualitas yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dengan cara mengidentifikasi masalah yang melibatkan banyak pihak dalam ekosistem yang responsif dan fleksibel.
- Fokus Utama: Pengurangan cacat dan variasi dalam proses untuk mencapai kualitas yang konsisten, dengan target 3,4 cacat per satu juta peluang.
- Pendekatan: Menggunakan pendekatan berbasis data dengan metode-metode statistik untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi akar penyebab cacat.
- Metode: Umumnya menggunakan langkah-langkah DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) untuk proses yang sudah ada, atau DMADV (Define, Measure, Analyze, Design, Verify) untuk proses baru.
- Tools: Control Charts, Histogram, Pareto Chart, Hypothesis Testing.
- Asal Usul: Dikembangkan oleh Motorola pada tahun 1980-an, terinspirasi dari prinsip-prinsip manajemen kualitas.
- Filosofi: Berfokus pada pelanggan, menggunakan data dan fakta, menekankan pengukuran dan analisis statistik, berusaha mencapai kesempurnaan proses.
- Contoh Kasus: Di dunia perbankan, Six Sigma bisa membantu meningkatkan kepuasan nasabah dengan menganalisis dan memperbaiki proses layanan, seperti pembukaan rekening, pengajuan kredit, atau penanganan komplain.
Pengertian Lean Six Sigma Adalah…
Serupa tapi tak sama, Lean Six Sigma menggabungkan pendekatan Lean dan Six Sigma, sehingga memiliki visi yang lebih luas. Jika Six Sigma berarti metode untuk mengurangi cacat, Lean adalah sebuah pendekatan sistematis dalam mempercepat proses dan menghilangkan pemborosan.
Dari dua pengertian tersebut, pengertian Lean Six Sigma adalah metodologi mengurangi cacat, macam-macam pemborosan dan mempercepat prosesnya. Metodologi ini lahir dari perpaduan Six Sigma dengan Lean Manufacturing, filosofi yang dikembangkan oleh Toyota.
- Fokus Utama: Mengurangi cacat, menghilangkan pemborosan, dan mempercepat proses.
- Pendekatan: Menggabungkan analisis statistik dari Six Sigma dengan alat Lean untuk memperbaiki alur kerja dan mengurangi pemborosan.
- Metode: Mengintegrasikan DMAIC dengan alat Lean seperti Value Stream Mapping, 5S, dan Kaizen untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemborosan.
- Tools: Kanban, Poka-Yoke, Value Stream Analysis, Spaghetti Diagram.
- Asal Usul: Evolusi dari Six Sigma yang menggabungkan prinsip-prinsip Lean Manufacturing (Toyota Production System).
- Filosofi: Melibatkan seluruh karyawan, mengidentifikasi dan mengeliminasi pemborosan, berfokus pada peningkatan aliran nilai, menekankan continuous improvement
- Contoh Kasus: Perusahaan ekspedisi yang ingin meningkatkan kecepatan pengiriman barang bisa memanfaatkan Lean Six Sigma untuk mengoptimalkan rute pengiriman, mengurangi waktu transit, dan meningkatkan efisiensi penggunaan kendaraan.
Perbedaan Six Sigma dan Lean Six Sigma
Dari masing-masing pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan Six Sigma dan Lean Six Sigma terdapat pada fokus dari output kedua metodologi tersebut. Six Sigma berfokus pada mengurangi kecacatan dan mencapai kualitas yang konsisten yang berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan.
Sedangkan Lean Six Sigma fokus pada peningkatan efisiensi dan kecepatan proses, mengurangi cacat yang berdampak pada pengurangan waktu proses, persediaan, dan biaya, serta meningkatkan produktivitas.
Kesimpulan
Perbedaan Six Sigma dan Lean Six Sigma terlihat pada fokus dari output-nya. Singkatnya, Six Sigma mengurangi cacat yang berfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, sedangkan Lean Six Sigma mengurangi cacat, mempercepat proses, dan menghilangkan pemborosan di dalam prosesnya. Ada banyak alat sebagai pendekatan dari metodologi ini, seperti DMAIC, DMADV, Control Chart, Diagram Histogram, Pareto Chart, Kanban, Poka-Yoke, Value Stream Analysis dan Diagram Spaghetti.
Contoh kasus yang dapat diselesaikan dengan Six Sigma adalah sistem kerja di perbankan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara memperbaiki layanannya. Contoh kasus dari Lean Six Sigma dapat terjadi di alur pekerjaan perusahaan ekspedisi dalam mempercepat pengiriman dengan mengoptimalkan rute pengiriman. Baik Six Sigma maupun Lean Six Sigma adalah metodologi yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja organisasi. Pilihlah yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan.
Jika Anda ingin mempelajari Six Sigma, temukan cara penerapan Six Sigma dengan tepat untuk meningkatkan performa dalam memberikan layanan dan menyediakan produk berkualitas unggul kepada pelanggan lewat training bersama PQM Consultants. Dapatkan wawasan lengkap tentang mengoptimalkan produktivitas melalui program training Lean Six Sigma. Dapatkan pula sertifikasi Six Sigma Yellow Belt, Green Belt dan Black Belt dengan fasilitator andal yang telah tersertifikasi dari International Quality Federation (IQF), Amerika Serikat.