Pertanyaan: Kami sedang mencoba untuk menyusun standar kerja (Standard Work) untuk menjalankan beberapa proses di pabrik kami. Siapa yang harus bertanggung jawab penuh atas proyek ini, operator yang menjalankan proses atau engineer? Kami tak bisa menentukan keputusan mana yang paling baik.
Jawaban: Pertama, saya senang bahwa pembaca dan orang lain di tempat kerja telah mengakui pentingnya menetapkan standar kerja untuk semua proses. Selama bertahun-tahun, kami telah merujuk proses dengan berbagai nama lain: set up, specification limits, Bill of Material (BOM) terperinci, instruksi pengoperasian, pemeliharaan preventif, dan lain-lain. Semua ini, dan banyak sebutan lainnya, harus dipahami dan didokumentasikan dengan baik sebagai standar kerja.
Definisi Standar Kerja (Standard Work)
Definisi favorit saya tentang standar kerja (Standard Work) adalah definisi yang digunakan oleh Toyota: “Standar Kerja adalah definisi terperinci dari praktik terbaik untuk melakukan suatu proses.”
Sampai sini paham? Jadi, apa tujuan untuk menyusun standar kerja yang akurat? Ini dilakukan untuk mendokumentasikan, secara terperinci, langkah-langkah proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk berkualitas seefisien dan seefektif mungkin.
Masukan pertama adalah gagasan untuk menyusun standar kerja harus berasal dari operator alat berat itu sendiri. Tidak ada orang lain yang lebih dekat dengan realitas masalah proses saat ini daripada operator. Mendengarkan dan mengajukan pertanyaan yang relevan kepada para pekerja ini selalu merupakan tempat untuk mulai memahami keadaan saat ini dan kemudian melakukan brainstorming sebagai sebuah tim.
Setelah standar kerja alias Standard Work telah ditandatangani dan disetujui oleh tim, tindak lanjuti dengan melatih setiap orang di setiap fungsi yang perlu diperbarui. Setelah standar kerja yang baru dibuat, maka pelaksanaan standar kerja untuk menjalankan mesin adalah tanggung jawab operator mesin.
Selain itu, pastikan dan pertimbangkan cara terbaik untuk mengimplementasikan standar kerja. Petunjuk: Aturan dalam bentuk hard copy dalam binder atau map bukanlah alat yang tepat untuk mengimplementasikan standar-standar. Gunakan teknik manajemen visual sedapat mungkin sehingga mudah dibaca oleh operator yang bertugas. Dokumentasikan sistem online berdasarkan poka yoke dan machine control untuk operator.
Singkatnya, sederhanakan cara dan media komunikasi yang menjelaskan standar kerja.

Siapa yang Harus Memimpin Perumusan Standard Work?
Dengan pemikiran itu, siapa yang harus memimpin tim untuk mencapai ini? Preferensi saya pada standar kerja di shop floor adalah supervisor lini pertama yang bertanggung jawab untuk memproses eksekusi dan mendukung operator. Bergantung pada kecanggihan teknis area tersebut, seorang insinyur proses dapat menjadi pemain yang kritis, atau teknisi atau mekanik atau staf IT.
Susunan tim tergantung pada keahlian apa yang diperlukan untuk menyentuh semua pangkalan dan memastikan kita melakukan Standard Work dengan benar. Saat kebutuhan muncul, dapatkan bantuan apa pun yang diperlukan dari departemen lain.
Akhirnya, jangan melakukan pekerjaan sia-sia untuk mencari tahu siapa yang harus memimpin penyusunan dan/atau memperbarui standar kerja. Cukup gunakan common sense kita tentang siapa yang bertanggung jawab atas proses yang distandardisasikan. Kemudian lengkapi pemimpin (penanggung jawab tersebut) dengan pemain-pemain penting yang mampu melakukan standardisasi proses dengan benar.
Yang paling penting, setelah Standard Work disetujui, itu adalah satu-satunya cara yang tepat untuk mengoperasikan sebuah proses dan berlaku seterusnya, kecuali jika ada yang mengajukan perbaikan lain untuk membuat proses lebih baik. Dalam budaya continuous improvement, ada kemungkinan bahwa ide perbaikan lain akan muncul dan menyebabkan standar kerja diperiksa dan diperbarui sekali lagi. Semua standar kerja di perusahaan harus dikelola dengan cara yang sama.
(Sebagai catatan tambahan, orang yang mengelola proses apa pun di area bisnis mana pun dapat meningkatkan kualitas dan dampak proses dengan menggunakan pendekatan yang sama yang digunakan di pabrik. Bahkan di dalam pekerjaan keuangan, akuntansi, pemasaran, TI, teknik, SDM, dan lain-lain yang jarang menggunakan pemikiran ini. Semua pekerjaan tersebut dapat berdampak pada proses bisnis lainnya.)
“Standardisasi yang dilakukan saat ini… adalah fondasi yang diperlukan yang menjadi dasar perbaikan di esok hari. Jika Anda berpikir” standardisasi “sebagai (cara kerja/proses) yang terbaik yang Anda tahu saat ini, tetapi (tetap terbuka peluang) untuk ditingkatkan esok hari—Anda akan berhasil mencapai tujuan. Tetapi jika Anda berpikir bahwa standar adalah sesuatu yang membatasi, kemajuan akan berhenti.” – Henry Ford pada tahun 1926.
“Pekerjaan terstandarisasi adalah salah satu alat lean yang paling kuat tetapi paling sedikit digunakan. Dengan mendokumentasikan praktik terbaik saat ini, pekerjaan terstandarisasi membentuk garis dasar untuk kaizen atau perbaikan berkelanjutan. Ketika standar ditingkatkan, standar baru menjadi dasar untuk perbaikan lebih lanjut, dan seterusnya. Meningkatkan pekerjaan terstandarisasi adalah proses yang tidak pernah berakhir.” – Lean Enterprise Institute.
Pertanyaan di atas dijawab oleh pakar lean Larry Fast di fitur IndustryWeek. Fast adalah pendiri dan presiden Pathways to Manufacturing Excellence dan seorang veteran 35 tahun di industri kawat dan kabel. Dia adalah penulis “The 12 Principles of Manufacturing Excellence, A Lean Leader’s Guide to Achieving and Sustaining Excellence, 2nd. Edition.”
PQM Consultants dapat membantu Anda dalam menyusun Standar Kerja (Standard Work) di tiap lini bisnis Anda. Hubungi kami untuk memperloeh informasi lengkap terkait program ini. Klik di sini untuk mendapatkan free konsultasi.