Banyak program people development gagal karena tidak selaras dengan target bisnis. Perusahaan memberikan pelatihan kepada karyawan sebagai ‘hadiah’ atau mengirim mereka ke pelatihan tanpa mengevaluasi kebutuhan (training needs analysis) terlebih dahulu.
Hasilnya? Investasi terbuang, engagement karyawan menurun, dan kesenjangan skill di perusahaan tetap ada.
Panduan Lengkap Merancang Program People Development
Merancang program pengembangan karyawan yang sukses—bukan sekadar untuk memenuhi KPI—membutuhkan pendekatan strategis. Berikut adalah 6 langkah kunci untuk merancang program people development yang berdampak dan benar-benar sesuai dengan target bisnis.

1. Mulai dari Analisis Target Bisnis (Bukan Katalog Training)
Cara terbaik untuk memulai adalah memikirkan kesenjangan skill dan kepemimpinan spesifik yang dihadapi organisasi Anda.
Pikirkan Tujuan Jangka Panjang
Selaraskan program dengan tujuan strategis perusahaan.
Jika organisasi sedang bertumbuh cepat, apakah Anda memiliki pemimpin yang siap untuk ekspansi?
Jika ada manajer senior yang akan pensiun, apakah Anda sudah menyiapkan rencana suksesi?
Jika manajer saat ini resign, atribut apa yang paling dibutuhkan bisnis dari penggantinya?
Tentukan Kompetensi Kepemimpinan
Renungkan apa arti “kepemimpinan” bagi bisnis Anda. Hindari deskripsi yang mengawang-awang seperti “semangat sukses”. Gali lebih dalam. Studi oleh Robert Half menunjukkan bahwa sifat seperti integritas, keadilan, dan ketegasan adalah atribut yang paling penting bagi manajer.
2. Rancang Program: Kembangkan, Bukan Sekadar Melatih
Ingatlah bahwa pemimpin dapat dipupuk dan dikembangkan, tetapi tidak bisa “dibuat” hanya di kelas. Pikirkan tentang bagaimana Anda dapat menempatkan peserta ke dalam situasi yang mengharuskan mereka untuk belajar dan tumbuh.
Ciptakan Pengalaman Belajar (Experience-Based)
Berikan kandidat kesempatan untuk:
Menggantikan pemimpin mereka saat sedang tidak ada.
Berkolaborasi dengan rekan kerja di departemen lain dalam proyek khusus.
Terlibat dalam rotasi pekerjaan (job rotation) atau job shadowing.
Kombinasikan Berbagai Metode
Program yang efektif seringkali menggabungkan:
Mentoring dan coaching dari manajer senior.
Perencanaan organisasi dan kepemimpinan proyek.
Pelatihan formal di kelas (seperti pendidikan eksekutif atau kursus online) sebagai pelengkap.
Pastikan untuk mendukung peserta dengan umpan balik dan pelatihan yang berkelanjutan.
3. Identifikasi Peserta dengan Tepat (Hindari Visi Sempit)
Pemimpin potensial bisa ada di mana saja. Kesalahan umum adalah memfokuskan sumber daya hanya pada karyawan dengan performa terbaik.
Performa vs. Potensi
Hanya karena seseorang luar biasa dalam pekerjaannya saat ini, tidak otomatis berarti ia akan menjadi pemimpin yang hebat. Tetap buka pikiran dan lihat kandidat selain yang tampak paling menonjol.
Buka Peluang untuk Semua
Program yang efektif harus dapat memoles “berlian terpendam” (diamond in the rough) di organisasi Anda.
Pastikan semua karyawan menyadari peluang pengembangan yang tersedia.
Pertimbangkan untuk mengundang karyawan yang menjanjikan dari departemen lain.
Hargai juga karyawan yang memilih untuk tidak mengejar jenjang manajemen. Mereka dapat menjadi pemimpin teknis (technical leader) dengan cara lain.
4. Tentukan Metrik Keberhasilan (Ukur Hasil dan ROI)
Sebelum menerapkan program, tentukan bagaimana Anda akan mengukur keberhasilan dan dampaknya. Beberapa opsi pengukuran meliputi:
Jumlah peserta yang berhasil menyelesaikan program.
Jumlah peserta yang dipromosikan setelah mengikuti program.
Peningkatan skor engagement atau retention rate peserta.
Penilaian rekan kerja tentang apakah peserta berkembang menjadi pemimpin yang efektif.
Dorong Peserta Keluar Zona Nyaman
Pemimpin yang efektif memahami gambaran besar operasi. Dorong peserta untuk mengambil proyek di luar zona nyaman mereka. Kemampuan mereka beradaptasi dalam situasi baru adalah ukuran keberhasilan yang penting.
5. Rencanakan dengan Matang dan Libatkan Top Management
Perencanaan yang matang adalah kunci kesuksesan. Salah satu kekhawatiran terbesar para pemimpin bisnis adalah seberapa efektif program pelatihan mereka. Perencanaan yang cermat memastikan program tersebut sukses dan bermanfaat bagi karyawan.
Selaraskan Kebutuhan Karyawan dan Bisnis
Lakukan inventarisasi kebutuhan perusahaan dan karyawan untuk menghindari program yang tidak berdampak ke bisnis.
- Ciptakan Visi yang Jelas: Buat visi tentang cara melatih karyawan secara efektif, dan pastikan setiap bagian dari program bekerja menuju visi tersebut.
- Pastikan Keterlibatan: Jika karyawan dan manajer tidak dapat melihat manfaat program bagi mereka, Anda akan kehilangan kekuatan terbesar dari pelatihan: keterlibatan (engagement).
- Evaluasi Inefisiensi: Hati-hati menilai apa yang dibutuhkan karyawan dan periksa inefisiensi di tempat kerja secara keseluruhan.
Dapatkan Dukungan Top Management
Jika Anda ingin program ini didukung dan didanai, libatkan jajaran eksekutif sejak awal dalam desain program. Jangan biarkan program Anda gagal karena kurangnya dukungan kepemimpinan dari para petinggi.
Kumpulkan Feedback Berkelanjutan
Kumpulkan dan integrasikan umpan balik (dari peserta dan manajer) sejak awal. Ketika program gagal tumbuh bersama perusahaan, pengetahuan menjadi usang. Umpan balik membantu Anda menutup blind spots dan memastikan program tetap relevan.
6. Fokus pada Retensi Karyawan Bertalenta
Program pengembangan leader adalah strategi penempatan staf jangka panjang. Anda tentu tidak ingin kehilangan anggota tim berharga yang sudah Anda kembangkan.
Tinjau Kompensasi dan Jalur Karir
Tawarkan kompensasi yang sesuai dengan keterampilan mereka yang sedang berkembang.
Adakan pertemuan tatap muka secara teratur untuk memastikan mereka puas dengan jalur karir mereka.
Terapkan sistem penghargaan untuk pencapaian khusus.
Jadikan Tempat Kerja sebagai “Laboratorium”
Seperti yang dikatakan pelatih eksekutif Sherri Kong, “Memberikan peluang bagi karyawan untuk memecahkan masalah nyata yang dihadapi organisasi adalah elemen kunci.” Ketika karyawan berkolaborasi untuk mengembangkan solusi, tempat kerja menjadi laboratorium untuk mempraktikkan keterampilan yang mereka pelajari.
Kesimpulan: Dari Pelatihan Menjadi Strategi Bisnis
Merancang program people development yang efektif bukanlah sekadar aktivitas HR, melainkan sebuah investasi strategis. Dengan memulai dari target bisnis, fokus pada pengembangan pengalaman, dan mengukur hasil yang tepat, Anda dapat menciptakan program yang tidak hanya meningkatkan skill individu, tetapi juga memperkuat retensi dan membangun barisan pemimpin masa depan untuk perusahaan Anda.
Wujudkan Program People Development Berdampak Bersama PQM Consultants
Merancang program people development yang selaras dengan strategi bisnis membutuhkan keahlian dan pengalaman. Tim PQM Consultants memiliki Panduan Lengkap Merancang Program People Development dan siap membantu Anda mulai dari Training Needs Analysis (TNA), desain kurikulum, hingga implementasi dan pengukuran Return on Training Investment (ROTI).