Dalam dunia industri yang sangat kompetitif, efisiensi menjadi salah satu kunci kesuksesan. Setiap perusahaan tentu ingin memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, menghasilkan produk berkualitas, dan menjaga biaya produksi serendah mungkin. Namun, kenyataannya, banyak perusahaan yang masih mengalami pemborosan dalam proses produksi atau waste dari berbagai bentuk. Waste dalam proses produksi adalah setiap proses atau kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah pada produk, dan justru menambah biaya serta waktu produksi. Oleh karena itu, pemahaman dan pengelolaan terhadap waste sangatlah penting bagi perusahaan.
Pengelolaan waste ini banyak diterapkan melalui pendekatan Lean Manufacturing, yaitu sebuah metode yang berfokus pada pengurangan pemborosan dalam setiap proses untuk meningkatkan efisiensi produksi. Waste dalam Lean Manufacturing umumnya terbagi dalam delapan kategori utama, yang masing-masing memiliki dampak negatif terhadap proses produksi.
8 Jenis Waste DOWNTIME: Pemborosan dalam Proses Produksi
Ada tujuh jenis pemborosan dalam proses produksi yang dikenalkan oleh Taiichi Ohno, insinyur dari Toyota dalam Toyota Production System (TPS) sebagai cikal bakal munculnya metode lean manufacturing. Pemborosan ini dikenal dengan 7 Waste (MUDA) yang memiliki akronim TIMWOOD (Transport, Inventory, Motion, Waiting, Overproducting, Overprocessing, dan Defects).
Seiring berjalannya waktu, konsep Lean Manufacturing berkembang ke budaya barat sehingga mengadopsi pemborosan menjadi 8 Wastes yang dikenal dengan istilah DOWNTIME.
Di bawah ini adalah pengertian dari 8 jenis pemborosan yang terjadi dalam Lean Manufacturing:
1. Defects (Cacat)
Produk atau layanan yang tidak sesuai dengan standar menyebabkan pemborosan berupa waktu dan biaya untuk memperbaiki atau memproduksi ulang produk. Misalnya, cacat dalam produksi mobil memerlukan perbaikan yang memakan waktu dan biaya ekstra.
2. Overproduction (Produksi Berlebihan)
Produksi yang melebihi permintaan pelanggan akan menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi dan risiko penumpukan inventaris. Solusi untuk masalah ini adalah dengan menerapkan prinsip Just In Time, yaitu produksi sesuai dengan kebutuhan saat itu.
3. Waiting (Waktu Tunggu)
Pemborosan waktu akibat menunggu material, instruksi, atau peralatan akan menghambat aliran produksi. Misalnya, karyawan yang menunggu instruksi dari manajer sebelum melanjutkan pekerjaan mengakibatkan waktu produksi yang terbuang sia-sia.
4. Unused Talent (SDM yang Tidak Optimal)
Pemborosan ini terjadi ketika perusahaan tidak memaksimalkan potensi keterampilan karyawan. Mengabaikan ide atau inovasi dari tim sering kali berarti melewatkan kesempatan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas.
5. Transportation (Transportasi)
Transportasi berlebih yang tidak perlu akan menambah biaya dan meningkatkan risiko kerusakan produk. Pengaturan tata letak fasilitas yang efisien dapat mengurangi waktu dan biaya transportasi dalam pabrik.
6. Inventory (Inventaris Berlebih)
Penyimpanan inventaris yang melebihi kebutuhan menyebabkan pemborosan sumber daya, mulai dari biaya penyimpanan hingga risiko barang usang atau rusak. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menjaga tingkat inventaris seminimal mungkin.
7. Motion (Gerakan)
Setiap gerakan tambahan yang dilakukan oleh karyawan, seperti mencari alat atau material yang tidak diletakkan dengan rapi, merupakan pemborosan yang dapat dikurangi dengan menata ulang tata letak alat dan material.
8. Extra-processing (Proses Berlebihan)
Melakukan proses lebih dari yang diperlukan oleh pelanggan juga termasuk pemborosan. Contohnya adalah penggunaan mesin dengan presisi tinggi untuk pekerjaan yang sebenarnya tidak memerlukan spesifikasi tersebut, yang menyebabkan biaya lebih besar tanpa nilai tambah.
Manfaat Pengelolaan Waste yang Efektif dalam Perusahaan
Mengelola waste dengan baik akan memberikan manfaat besar bagi perusahaan, antara lain:
- Peningkatan Efisiensi: Pengurangan pemborosan memungkinkan proses produksi berjalan lebih cepat dan lancar.
- Penurunan Biaya Operasional: Dengan meminimalkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, perusahaan dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan.
- Peningkatan Kualitas Produk: Mengelola waste yang berkaitan dengan cacat produk akan meningkatkan kualitas akhir.
- Kepuasan Pelanggan: Produk yang bebas cacat dan pengiriman yang tepat waktu akan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Cara Efektif Mengurangi Waste dalam Proses Produksi
Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengelola pemborosan secara efektif adalah:
- Pelatihan untuk Tim Kerja: Semua anggota tim harus paham tentang konsep lean dan pentingnya menghilangkan pemborosan.
- Kanban: Mengatur aliran barang dalam proses produksi agar lebih efisien.
- 5S: Sistem pengorganisasian tempat kerja untuk menjaga kebersihan dan efisiensi yang terdiri dari (sort, set in order, shine, standardize, dan sustain).
- Value Stream Mapping: Teknik pemetaan aliran proses untuk mengidentifikasi pemborosan.
- Kaizen: Pendekatan perbaikan berkelanjutan.
- Poka-Yoke: Metode untuk mencegah kesalahan manusia (human error) dalam proses kerja.
- Total Productive Maintenance: Tingkatkan produktivitas dan kualitas dalam memelihara mesin agar proses kerja berjalan dengan optimal.
- Evaluasi Kerja: Menentukan target kerja penting dilakukan agar hasil dari penerapan lean dapat dipantau dan diperbaiki secara berkelanjutan.
Kesimpulan
Pengelolaan waste atau pemborosan dalam proses produksi merupakan langkah krusial untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Dengan menerapkan prinsip Lean Manufacturing dan terus menerus mengidentifikasi area pemborosan, perusahaan dapat mencapai efisiensi maksimal dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Temukan cara paling efektif untuk meningkatkan performa dan menghilangkan pemborosan dalam proses kerja dengan training dan konsultasi bersama PQM Consultants. Dapatkan wawasan khusus tentang seputar penerapan Lean Manufacturing termasuk cara mengimplementasikan seluruh metode dan teknik untuk mencegah terjadinya DOWNTIME, sebagai penunjang peningkatan bisnis secara signifikan.
Artikel terkini:
- Kaizen Event: Strategi Cepat dalam Perbaikan Berkelanjutan
- 10 Prinsip Kaizen: Metode Peningkatan Bisnis dengan Maksimal
- Panduan Lengkap Tingkatan Belt Six Sigma: White Belt hingga Master Black Belt
- Mengenal 7 QC Tools: Alat Utama dalam Pengendalian Kualitas
- Downtime Adalah? Arti, Strategi Pencegahan, Cara Menghitung Rugi & Pemulihan
Referensi:
- Mitra Berdaya. The 8 Wastes of Lean: Mengenal 8 Pemborosan dalam Bisnis. Diakses dari https://mitraberdaya.id/id/news-information/8-pemborosan
- The Lean Way. The 8 Wastes of Lean. Diakses dari https://theleanway.net/The-8-Wastes-of-Lean
- Wikipedia Indonesia. 7 Pemborosan. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/7_pemborosan